Minggu, 15 September 2013

PRINSIP - PRINSIP PENGENALAN MORFEM



D.    PRINSIP – PRINSIP PENERAPAN MORFEM

Morfem adalah bentuk linguistik yang tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang mengandung arti. Untuk lebih mudah mengenali morfem, ada beberapa prinsip yang bersifat saling melengkapi dalam memudahkan pengenalan morfem :

Prinsip 1
Satuan yang memiliki struktur fonologik dan arti atau maknanya sama merupakan satu morfem. Dalam satuan baca dalam membaca, dibaca, terbaca, membacakan, pembaca, pembacaan dan bacaan merupakan satu morfem yaitu baca.

Prinsip 2
Bentuk yang walaupun struktur fonologinya berbeda, tetapi merupakan satu morfem apabila mempunyai arti yang sama dan perbedaan struktur fonologinya dapat dijelskan secara fonologik. Dalam kata membawa, mendukung, menyuruh, menggali, mengebom dan melerai, dan perbedaan struktur fonologik mem-, men-, meny-, meng-, menge-, me-.

Prinsip 3
Satuan yang mempunyai struktur fonologik yang berbeda, sekalipun perbedaannya tidak dapat dijelaskan secara fonologik tetapi masih dianggap satu morfem apabila mempunyai arti yang sama dan punya distribusi komplementer. Misalnya dalam satuan ber- pada berjalan, be- pada bekerja, masih dapat dijelaskan bahwa itu merupakan satu morfem, tetapi berbeda dengan bel- yang hanya terdapat dalam belajar.

Prinsip 4
Apabila dalam suatu deretan struktur berparalel dengan suatu kekosongan maka kekosongan tersebut adalah morfem zero. Artinya jika suatu kalimat, predikat tidak menggunakan awalan meN maka kalimat tersebut adalah morfem zero. Misalnya dalam kalimat :
a.       Ayah membaca koran.
b.      Ayah meminum kopi.
c.       Ayah menulis surat.
d.      Ayah menyobek kertas.
e.       Ayah duduk bersila.
f.        Ayah makan buah.
Dapat dijelaskan bahwa pada kalimat (a, b, c) predikat menggunakan awalan meN (mem-, me-, men-) tetapi pada kalimat (d, e, f) predikat tidak menggunakan awalan meN sehingga pada kata dalam ketiga kalimat tersebut merupakan suatu morfem zero.

Prinsip 5
Satuan yang mempunyai struktur fonologik yang sama mungkin merupakan satu morfem, mungkin juga morfem yang berbeda. apabila ada satuan yang mempunyai struktur fonoligiknya sama itu berbeda arti merupakan satu morfem. Misalnya dalam kata “sedang” pada kalimat ‘Nilainya sedang saja’ dengan ‘Husna sedang pergi’.

Prinsip 6
Setiap satuan yang dipisahkan merupakan morfem. Misalnya dalam kata mendudukkan ada tigga morfem yaitu meN, duduk dan kan, dalam kata didudukkan ada tiga morfem yaitu di, duduk dan kan.



11 komentar:

  1. Nama : Yosi Kusuma Wardani (A1B112229)

    Pada prinsip 2 dituliskan bahwa bentuk yang walaupun struktur fonologinya berbeda, tetapi merupakan satu morfem apabila mempunyai arti yang sama dan perbedaan struktur fonologinya dapat dijelskan secara fonologik. Tolong berikan contoh dan jelaskan menurut pemahaman kelompok Anda! Terima kasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Meliani Dewi Hastuti
      NIM : A1B112210

      Contoh :

      mem- : memberi
      men- : menulis
      meny- : menyuci
      me- : melerai
      meng- : menghitung
      menge- : mengecat

      bentuk –bentuk “mem- , meny- , me- ,meng- , dan menge-“, mempunyai struktur fonologik atau penulisan yang berbeda. Arti setiap afiks itu sama, yaitu menyatukan “tindakan aktif”. Walaupun penulisannya berbeda, perbedaannya dapat dijelaskan secara fonologik. perubahan setiap morf itu bergantung kepada fonem. Awal morfem yang dilekatinya.

      Semoga jawaban saya dapat dimengerti, terimakasih

      Hapus
  2. Nama: Uswatun Hasanah
    Nim : A1B112212
    Pada prinsip 5 dijelaskan satuan yang mempunyai struktur fonologik yang sama mungkin merupakan satu morfem, mungkin juga morfem yang berbeda. tolong jelaskan menurut kelompok Anda! terima kasih

    BalasHapus
  3. Nama : Rusmawati
    NIM : A1B110247

    Pertanyaan anda akan saya jelaskan melalui contoh.
    Perhatikan contoh berikut ini!

    1.a. Anis membeli buku.
    b. Buku itu sangat tebal.
    2.a. Fathinah membeli buku.
    b. Fathinah makan buku tebu.

    Bentuk 'buku' pada kalimat 1a dan 1b merupakan morfem yang sama karena artinya sama. Bentuk 'buku' pada kalimat 2a dan 2b bukanlah morfem yang sama karena artinya berbeda.

    semoga jawabannya bisa dimengerti, terimakasih.

    BalasHapus
  4. Nama : Ardhi wijayansyah
    Nim : A1B112231

    Apa yang dimaksud dengan struktur fonologik, mohon penjelasannya???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Rahmadaniah Fitri
      Nim : A1B112219

      menurut pemahaman dari kelompok kami, Struktur fonologik itu merupakan tahapan-tahapan proses terbentuknya bunyi.
      maaf untuk saudara ardi mungkin pertanyaan anda keluar dari materi yang kami bahas. Terima kasih

      Hapus
  5. NAMA : NANI MARLIANI
    NIM : A1B110222

    Pada Prinsip 3 yaitu Satuan yang mempunyai struktur fonologik yang berbeda, sekalipun perbedaannya tidak dapat dijelaskan secara fonologik tetapi masih dianggap satu morfem apabila mempunyai arti yang sama dan punya distribusi komplementer.

    Tolong jelaskan apakah maksud dari distribusi komplementer, dan berikan contoh lain selain contoh pada pembahasan di atas.

    BalasHapus
  6. Nama : Meliani Dewi Hastuti
    NIM : A1B112210

    contoh :
    Komplementer artinya masih dapat dijelaskan secara morfologis. Untuk menjelaskan istilah distribusi komplementer, diambil contoh tiga satuan, yang masing-masing ditandai dengan A, B, dan C. Ketiga satuan itu berdistribusi dengan tiga satuan lainnya yang di sini ditandai dengan 1, 2, dan 3. Satuan A hanya dapat berdistribusi dengan 1, B hanya dapat berdistribusi dengan 2, dan C hanya dapat berdistribusi dengan 3. Jadi, diperoleh satuan-satuan A1, B2, dan C3. A2 dan A3 tidak ada; demikian pula B1, B3, C1 dan C2. Distribusi yang semacam itulah yang disebut distribusi komplementer.
    A 1
    B 2
    C 3
    Contoh:
    berpindah ber- + pindah
    berbaring ber- + baring
    bersua ber- + sua
    belajar ber- + ajar
    bekerja ber- + kerja
    berambut ber- + rambut

    Ber- dan be- jelas merupakan satu morfem karena perbedaan struktur fonologiknya dapat dijelaskan secara fonologik.
    Perbedaan struktur fonologik bel- tidak dapat dijelaskan secara fonologik, namun mempunyai arti gramatik yang sama dan mempunyai distribusi yang komplementer dengan morfem ber-. Jadi, satuan bel- dapat dianggap sebagai satu morfem dengan ber- karena bel- merupakan alomorf morfem ber-.
    Semoga jawaban kami bisa dipahami.Terima kasih

    BalasHapus
  7. Nama: Abdul Gani
    NIM: A1B108256

    Maaf saya baru sekarang bisa ikut menghiasi dinding blog teman-teman sekalian karena pada pertemuan yang terdahulu saya masih kekurangan informasi.

    Setelah saya membaca tentang morfem dapat saya simpulkan bahwa morfem itu adalah satuan terkecil dalam proses pembentukan kata yang memiliki makna tersendiri. Sehingga apabila morfem tersebut digabung dengan kata yang mengikutinya (proses gramatikal) akan membuat makna kata asal (makna leksikal) yang digabung dengan morfem tersebut akan berubah maknanya karena ada proses gramatikal yaitu penggabungan morfem dengan kata asal yang menyebabkan makna kata asal berubah dari makna leksikalnya.

    BalasHapus
  8. Kelebihan dan kelemahan prinsip pengenalan Morfem apa saja ya?

    BalasHapus