D.
PRINSIP – PRINSIP PENERAPAN MORFEM
Morfem adalah bentuk
linguistik yang tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang
mengandung arti. Untuk lebih mudah mengenali morfem, ada beberapa prinsip yang
bersifat saling melengkapi dalam memudahkan pengenalan morfem :
Prinsip 1
Satuan yang memiliki
struktur fonologik dan arti atau maknanya sama merupakan satu morfem. Dalam satuan
baca dalam membaca, dibaca, terbaca, membacakan, pembaca, pembacaan dan bacaan
merupakan satu morfem yaitu baca.
Prinsip 2
Bentuk yang walaupun
struktur fonologinya berbeda, tetapi merupakan satu morfem apabila mempunyai
arti yang sama dan perbedaan struktur fonologinya dapat dijelskan secara
fonologik. Dalam kata membawa, mendukung, menyuruh, menggali, mengebom dan
melerai, dan perbedaan struktur fonologik mem-, men-, meny-, meng-, menge-,
me-.
Prinsip 3
Satuan yang mempunyai
struktur fonologik yang berbeda, sekalipun perbedaannya tidak dapat dijelaskan
secara fonologik tetapi masih dianggap satu morfem apabila mempunyai arti yang
sama dan punya distribusi komplementer. Misalnya dalam satuan ber- pada
berjalan, be- pada bekerja, masih dapat dijelaskan bahwa itu merupakan satu
morfem, tetapi berbeda dengan bel- yang hanya terdapat dalam belajar.
Prinsip 4
Apabila dalam suatu
deretan struktur berparalel dengan suatu kekosongan maka kekosongan tersebut
adalah morfem zero. Artinya jika suatu kalimat, predikat tidak menggunakan
awalan meN maka kalimat tersebut adalah morfem zero. Misalnya dalam kalimat :
a. Ayah membaca koran.
b. Ayah meminum kopi.
c. Ayah menulis surat.
d. Ayah menyobek kertas.
e. Ayah duduk bersila.
f. Ayah makan buah.
Dapat dijelaskan bahwa
pada kalimat (a, b, c) predikat menggunakan awalan meN (mem-, me-, men-) tetapi
pada kalimat (d, e, f) predikat tidak menggunakan awalan meN sehingga pada kata
dalam ketiga kalimat tersebut merupakan suatu morfem zero.
Prinsip 5
Satuan yang mempunyai
struktur fonologik yang sama mungkin merupakan satu morfem, mungkin juga morfem
yang berbeda. apabila ada satuan yang mempunyai struktur fonoligiknya sama itu
berbeda arti merupakan satu morfem. Misalnya dalam kata “sedang” pada kalimat
‘Nilainya sedang saja’ dengan ‘Husna sedang pergi’.
Prinsip 6
Setiap satuan yang
dipisahkan merupakan morfem. Misalnya dalam kata mendudukkan ada tigga morfem
yaitu meN, duduk dan kan, dalam kata didudukkan ada tiga morfem yaitu di, duduk
dan kan.
Nama : Yosi Kusuma Wardani (A1B112229)
BalasHapusPada prinsip 2 dituliskan bahwa bentuk yang walaupun struktur fonologinya berbeda, tetapi merupakan satu morfem apabila mempunyai arti yang sama dan perbedaan struktur fonologinya dapat dijelskan secara fonologik. Tolong berikan contoh dan jelaskan menurut pemahaman kelompok Anda! Terima kasih :)
Nama : Meliani Dewi Hastuti
HapusNIM : A1B112210
Contoh :
mem- : memberi
men- : menulis
meny- : menyuci
me- : melerai
meng- : menghitung
menge- : mengecat
bentuk –bentuk “mem- , meny- , me- ,meng- , dan menge-“, mempunyai struktur fonologik atau penulisan yang berbeda. Arti setiap afiks itu sama, yaitu menyatukan “tindakan aktif”. Walaupun penulisannya berbeda, perbedaannya dapat dijelaskan secara fonologik. perubahan setiap morf itu bergantung kepada fonem. Awal morfem yang dilekatinya.
Semoga jawaban saya dapat dimengerti, terimakasih
Nama: Uswatun Hasanah
BalasHapusNim : A1B112212
Pada prinsip 5 dijelaskan satuan yang mempunyai struktur fonologik yang sama mungkin merupakan satu morfem, mungkin juga morfem yang berbeda. tolong jelaskan menurut kelompok Anda! terima kasih
Nama : Rusmawati
BalasHapusNIM : A1B110247
Pertanyaan anda akan saya jelaskan melalui contoh.
Perhatikan contoh berikut ini!
1.a. Anis membeli buku.
b. Buku itu sangat tebal.
2.a. Fathinah membeli buku.
b. Fathinah makan buku tebu.
Bentuk 'buku' pada kalimat 1a dan 1b merupakan morfem yang sama karena artinya sama. Bentuk 'buku' pada kalimat 2a dan 2b bukanlah morfem yang sama karena artinya berbeda.
semoga jawabannya bisa dimengerti, terimakasih.
Nama : Ardhi wijayansyah
BalasHapusNim : A1B112231
Apa yang dimaksud dengan struktur fonologik, mohon penjelasannya???
Nama : Rahmadaniah Fitri
HapusNim : A1B112219
menurut pemahaman dari kelompok kami, Struktur fonologik itu merupakan tahapan-tahapan proses terbentuknya bunyi.
maaf untuk saudara ardi mungkin pertanyaan anda keluar dari materi yang kami bahas. Terima kasih
NAMA : NANI MARLIANI
BalasHapusNIM : A1B110222
Pada Prinsip 3 yaitu Satuan yang mempunyai struktur fonologik yang berbeda, sekalipun perbedaannya tidak dapat dijelaskan secara fonologik tetapi masih dianggap satu morfem apabila mempunyai arti yang sama dan punya distribusi komplementer.
Tolong jelaskan apakah maksud dari distribusi komplementer, dan berikan contoh lain selain contoh pada pembahasan di atas.
Nama : Meliani Dewi Hastuti
BalasHapusNIM : A1B112210
contoh :
Komplementer artinya masih dapat dijelaskan secara morfologis. Untuk menjelaskan istilah distribusi komplementer, diambil contoh tiga satuan, yang masing-masing ditandai dengan A, B, dan C. Ketiga satuan itu berdistribusi dengan tiga satuan lainnya yang di sini ditandai dengan 1, 2, dan 3. Satuan A hanya dapat berdistribusi dengan 1, B hanya dapat berdistribusi dengan 2, dan C hanya dapat berdistribusi dengan 3. Jadi, diperoleh satuan-satuan A1, B2, dan C3. A2 dan A3 tidak ada; demikian pula B1, B3, C1 dan C2. Distribusi yang semacam itulah yang disebut distribusi komplementer.
A 1
B 2
C 3
Contoh:
berpindah ber- + pindah
berbaring ber- + baring
bersua ber- + sua
belajar ber- + ajar
bekerja ber- + kerja
berambut ber- + rambut
Ber- dan be- jelas merupakan satu morfem karena perbedaan struktur fonologiknya dapat dijelaskan secara fonologik.
Perbedaan struktur fonologik bel- tidak dapat dijelaskan secara fonologik, namun mempunyai arti gramatik yang sama dan mempunyai distribusi yang komplementer dengan morfem ber-. Jadi, satuan bel- dapat dianggap sebagai satu morfem dengan ber- karena bel- merupakan alomorf morfem ber-.
Semoga jawaban kami bisa dipahami.Terima kasih
Nama: Abdul Gani
BalasHapusNIM: A1B108256
Maaf saya baru sekarang bisa ikut menghiasi dinding blog teman-teman sekalian karena pada pertemuan yang terdahulu saya masih kekurangan informasi.
Setelah saya membaca tentang morfem dapat saya simpulkan bahwa morfem itu adalah satuan terkecil dalam proses pembentukan kata yang memiliki makna tersendiri. Sehingga apabila morfem tersebut digabung dengan kata yang mengikutinya (proses gramatikal) akan membuat makna kata asal (makna leksikal) yang digabung dengan morfem tersebut akan berubah maknanya karena ada proses gramatikal yaitu penggabungan morfem dengan kata asal yang menyebabkan makna kata asal berubah dari makna leksikalnya.
siiiip lanjutkan.
BalasHapusKelebihan dan kelemahan prinsip pengenalan Morfem apa saja ya?
BalasHapus